Jangan Dilihat Kalau Tak Mau Tahu Tokopedia!

Januari 07, 2016


Semakin berkembangnya zaman semakin berkembang juga perkembangan teknologi, baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Di Indonesia, internet hadir menjadi salah satu tanda perkembangan teknologi. Ternyata internet mampu menjadi jendela dunia kedua setelah buku. Bagaimana tidak, internet dapat menghadirkan informasi dengan sangat cepat. Satu akun internet dapat mengakses hingga ke berbagai belahan dunia, sehingga memudahkan untuk siapa saja berkomunikasi, menjalin hubungan atau membuat relasi, tetapiyang paling hits adalah berbelanja dengan sistem online.
Yaa, itu sekilas tentang teknologi dan internet. Pertanyaan besarnya adalah seberapa besar internet memengaruhi kehidupan kalian? Pastinya berpengaruh banget, ya? Apalagi di era sekarang, sosmed menjadi hal wajib dan internet menjadi kebutuhan utama setelah mampu menggeser sandang, pangan dan papan. Kedengarannya lebay, tapi, apa mau dikata kalau memang sudah serasa seperti itu, hehehe..

Melihat peluang yang begitu besar dari internet, ada 2 orang anak muda yang rupanya sudah melek akan besarnya pengaruh internet di kemudian hari. Dua orang sahabat ini pun mencoba merepresentasikan ide gila mereka di tengah masyarakat yang belum sadar dampak internet di kemudian hari. Awalnya, mereka sukses menjadi bahan celaan karena ide gilanya. Mereka mencoba mebuat gebrakan dengan membuat sebuah tempat belanja yang tidak memerlukan tempat, lapak atau toko. Awalnya memang sangat sulit membangun kepercayaan orang-orang yang masih setengah-setengah mengerti, memanfaatkan serta memahami dampak internet.

Tak banyak orang yang memercayai Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya akan berhasil, namun mereka terus berusaha dan membuktikan bahwa prediksi mereka bukanlah kantong kresek kosong yang cuma berisik ketika terkena gesekan. Dari sekian banyak pertimbangan, mereka akhirnya menamai lapak online-nya Tokopedia. Setelah sulitnya membuat orang-orang percaya, kini masalah yang dialami adalah modal. Setelah mengajukan ke berbagai tempat, akhirnya Tokopedia mendapat pendanaan awal dari PT Indonusa Dwitama pada tahun 2009. Tak sampai disitu, SDM-pun menjadi kendala selanjutnya. Masih banyak masyarakat beranggapan miring tentang Tokopedia sehingga sulit sekali mencari SDM yang sesuai dengan kebutuhan. Sampai akhirnya dua orang tersebut pun ikut turun tangan untuk mengerjakan semua hal yang berkaitan dengan operasional Tokopedia.

Perjalan Tokopedia memang tidak semulus jalan tol depan kantor. Tokopedia sendiri merupakan tempat belanja online yang menjual lebih dari 1.200 kategori produk. Bisa dibilang Tokopedia merupakan mall online atau marketplace. Bisa dibuktikan kerja keras yang dilakukan Leon dan William dapat membuahkan hasil yang manis. Berawal dari beberapa saja SDM sampai sekarang sudah mencapai 400 orang bahkan masih terus bertambah.

Semua kesulitan yang mereka alami, membuat keduanya tak serta merta menjadi orang yang seakan-akan kacang lupa dengan kulitnya. Leon dan William berusaha membuat setiap karyawannya merasa menjadi seseorang yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan begitu karyawan dapat berdedikasi dan merasa memiliki Tokopedia seutuhnya. Kebudayaan ini yang terus dikembangkan hingga para karyawan pun mendapat sebutan yang sangat spesial, yaitu Nakama. Nakama merupakan bahasa jepang yang memiliki arti lebih dari teman, mungkin kalau sekarang, sih, friendzone, hehehe

Tidak hanya itu, fasilitas kenyamanan, kebutuhan penunjang oprasional pun terus ditingkatkan dan diperbaiki. Bahkan saking mengedepankan kenyaman dalam bekerja, Leon dan William menyediakan berbagai fasilitas games seperti Play Station, papan ping-pong, gitar dan peralatan olahraga untuk Nakamanya. Dan yang paling mengasyikan Tokopedia mengizinkan Nakamanya tidur di luar jam kerja. Bahkan sampai disediakan kasur-kasur dan sofa-sofa besar yang sangat nyaman. Ruang kerja yang didesain sangat apik dan cozy membuat siapa saja yang bekerja mau berlama-lama di kantor.

Kerja keras Leon dan William bisa dibilang belum mencapai puncak, karena target Tokopedia untuk menjadi perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia masih dirasa kurang oleh keduanya. Maka mereka pun terus berkembang dengan selalu memperbaiki sistem dari Tokopedia dan merekrut tenaga muda berbakat yang memiki semangat kerja dan daya juang yang tinggi. Tokopedia pun menjadi perusahaan yang loyal kepada negara karena membawa misi “membangun Indonesia yang lebih baik dengan internet”. Kedua pendiri Tokopedia merasa harus terus memberikan pencerahan kepada masyarakat agar memanfaatkan teknologi yang sekarang sudah mudah diakses. Mereka beranggapan bahwa dengan memanfaatkan internet, negara menjadi lebih maju dan akan menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang kompeten, serta mampu berjuang dengan negara lainnya.

Menjadi marketplace pertama dan menjadi nomor satu ternyata tidak membuat Tokopedia berpuas diri. Ada saja setiap harinya hal-hal yang terus ditingkatkan, karena tentu saja Tokopedia memiliki banyak kompetitor. Namun dengan kerjasama, loyalitas, serta integritas para Nakama, Tokopedia menjadi perusahaan yang cukup disegani dan dipertimbangkan. So, sekarang siapa yang tidak mengenal Tokopedia?

Yuk, cek Tokopedia. Happy shopping, guys!

You Might Also Like

0 komentar