Dieng, Kota Gembel di Ketinggian Jawa



Dieng sebuah dataran tinggi yang terletak di Jawa Tengah. Dieng akhir-akhir ini banyak dikunjungi pelancong dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menghabiskan waktu berliburnya dengan menikmati keindahan alam serta panorama ciamik yang memanjakan mata dan seakan memberikan efek relaksasi setelah sibuk beraktifitas. Selain keindahan alam serta Dieng juga terkenal akan keramah tamahan penduduk lokalnya yang sangat menerima para wisatawan yang melancong kesana, tak ada sama sekali kesan negatif yang diberikan mereka para penduduk lokal. Mereka justru menganggap para pelancong atau turis tersebut sebagai bagian dari keluarga mereka.
            Ada sebuah hal unik dan sangat menarik yang dapat kalian temui di Dieng, yaitu anak-anak berambut gimbal. Awalnya saya pikir anak-anak berambut gimbal tersebut hanyalah mengikuti tren kebudayaan Reggae yang lahir dan berkembang di Jamaika, namun setelah ditelusuri lebih lanjut ada sebuah cerita menarik yang menghiasi anak-anak berambut gimbal tersebut. Anak-anak berambut gimbal ini disebut gembel oleh penduduk lokal dan hal yang menakjubkan adalah rambut-rambut gimbal dari anak-anak tersebut bukanlah rambut hasil dari salon melainkan tumbuh dan terbentuk secara alami.
            Dalam sebuah cerita rakyat setempat dikisahkan bahwa anak-anak berambut gimbal tersebut adalah sebuah titipan dari Ratu penguasa pantai selatan yaitu Nyi Roro Kidul kepada seorang pemuka Kerajaan Mataram Islam yaitu Kyai Kolodete yang menandakan bahwa kehadiran manusia-manusia berambut gimbal (gembel) tersebut adalah sebagai tanda kesuburan dan kemakmuran di tanah Dieng, semakin banyak anak-anak berambut gimbal maka akan semakin makmur dan subur tanahnya. pada sebuah kisah Kyai Kolodete bersama Nyi Roro Ronce diperintahkan untuk mendiami dan memerintah sebuah wilayah dataran tinggi yang sepi penduduk di Tengah Jawa, wilayah itu kita kenal kemudian dengan Dieng.
            Cerita tersebut kemudian diceritakan secara turun temurun oleh masyarakat Dieng dan dipercaya hingga sekarang. Bagi masyarakat Dieng, kehadiran anak-anak gembel di Dieng bukanlah sebuah petaka melainkan sebuah bentuk nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, bagi orang tua yang memiliki anak berambut gimbal, hal itu bukanlah menjadi sebuah aib, mereka justru percaya bahwa anak mereka merupakan karunia dan titisan Tuhan yang dititipkan kepada mereka.
            Awalnya pada saat kelahiran, anak-anak tersebut belumlah memiliki rambut yang gimbal, rambut mereka tumbuh normal sebagaimana mestinya rambut anak-anak lainnya. Rambut gimbal ini biasa tumbuh pada saat umur si anak belum menginjak umur 3 tahun. Kemunculan rambut gimbal ini ditandai dengan demam tinggi yang dirasakan sang anak, sehingga si anak terasa akan sedikit tersiksa. Suhu tubuh sang anak akan turun pagi harinya dan ditandai dengan kemunculan rambut gimbal pada sang anak.
            Anak-anak berambut gimbal menurut penduduk  lokal adalah anak yang suci, segala bentuk permintaan yang diinginkan sang anak berambut gimbal harus dituruti secara tepat. Jika rambut gimbal tersebut dipotong secara paksa tanpa ada permintaan dari sang anak maka rambut gimbal tersebut akan kembali tumbuh dan sang anak akan mengalami demam tinggi kembali sama persis dengan tumbuhnya rambut gimbal pertama kali, dan jika hal tersebut dilakukan terus menerus secara berulang-ulang maka hasilnya akan tetap sama, rambut gimbal tersebut akan tetap tumbuh.
            Ada sebuah ritual khusus untuk menghilangkan rambut gimbal tersebut, ritual tersebut disebut dengan Ruwatan. Pelaksanaan ritual Ruwatan ini harus mengikuti aturan khusus dan harus atas kemauan sang anak agar rambutnya dipotong, karena jika anak tersebut tidak ingin rambutnya dipotong maka rambutnya akan tumbuh gimbal kembali. Dalam upacara ruwatan ini sang anak biasanya akan meminta sebuah permintaan apapun kepada orang tuanya yang harus dikabulkan, meskipun permintaan tersebut sebenarnya tak dapat disanggupi oleh orang tuanya, jadi jika sang anak menginginkan helikopter, maka helikopter tersebut harus ada dan dimiliki sang anak. Lalu upacara akan dilanjutkan dengan pemberian sesaji-sesaji kepada Dewa-Dewi demi keselamatan sang anak, dan terakhir dilakukan proses pemotongan dan diberikan doa agar anak tersebut tetap sehat dan selamat dunia serta akhiratnya.

Ritual ruwatan (potong rambut anak gembel)

Masih banyak cerita dan wisata menarik di Dieng, seperti desa paling tinggi di Jawa. Lalu adanya bukit sikunir yang merupakan tempat terbaik kedua didunia untuk melihat sunrise, adapula telaga warna, candi arjuna, gunung prau dan lainyya. Kalian bisa pergi ke Dieng dengan menggunakan kereta api menuju Purwokerto dan dilanjutkan perjalanan menuju Diengnya dengan menggunakan mobil carteran. Untuk itu tunggu apalagi? Ayo pesen sekarang tiket kereta apinya di Tokopedia karena sekarang Tokopedia udah jualan tiket kereta yang pastinya memberikan banyak promo menarik dan harganya dapat dipastikan murah-murah. Ayo beli tiketnya di Tokopedia dan mulai jelajahi keindahan alam, budaya serta panorama Dieng. Sudah cek Tokopedia belum?


Omae Wa… Ore No Nakama Da!!!!



“Omae Wa… Ore No Nakama Da!!!!” teriakan itu sangat terdengar familiar di teliinga bagi mereka yang mengikuti serial animasi One Piece. Kata-kata sakti dari Kapten bajak laut topi jerami, Monkey D Luffy kepada para kru bajak lautnya ketika mereka mempunyai masalah dan merasa sendiri. Dulu, gue gak pernah menganggap serius kata-kata tokoh fiksi tersebut dan berpikiran kata-kata itu hanya sebuah pancingan bagi masyarakat Jepang agar lebih berbaur dan percaya dengan orang lain karena masyarakat modern Jepang terkesan hidupnya terlalu individual.
Kata-kata Nakama itu kemudian gue denger lagi ketika gue sudah masuk dan bergabung dengan salah satu perusahaan e-commerce yang sedang naik daun yaitu Tokopedia, kesan awal gue saat mendengar kata Nakama sebagai sebutan bagi karyawan Tokopedia adalah biasa saja malah cendrung skeptis “Ah paling buat lucu-lucuan, ah paling biar keliatan keren aja, ah paling blablabla” dan berbagai macam ah lainnya. Tapi lama kelamaan sifat dasar manusia gue keluar, gue jadi penasaran maksud dan arti kata “Nakama” yang sebenarnya itu apa?
Nakama menurut Google Translate memiliki arti Close friend, companion or fellow team member lalu timbul pertanyaan baru dalam diri gue “Lalu apa bedanya Nakama dengan Tomodachi yang berarti teman, kenapa Luffy selalu meneriakan kata Nakama kepada kru bajak lautnya sementara Tomodachi hanya dia teriakan kepada orang-orang diluar kru bajak lautnya?”. jawaban yang gue dapatkan dari Google Translate tersebut belum memuaskan hasrat kepo gue yang besar dan merasa jawaban tersebut belumlah menjawab pertanyaan gue tentang arti kata Nakama tersebut dan mengapa Tokopedia menggunakan kata tersebut sebagai panggilan bagi pekerjanya. Gue kemudian memutuskan untuk kembali menonton ulang beberapa episode seri animasi One Piece dan mengingat-ingat  kejadian-kejadian epic yang cukup ngebuat bulu kuduk merinding, bagaimana Luffy rela berjuang mati-matian mempertaruhkan nyawanya, menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dari dia dan bahkan rela dicap sebagai penjahat besar bahkan rela dibenci oleh dunia hanya demi menolong “Nakama” yang dia miliki. sangat gila menurut gue.

Luffy hanyalah seorang bocah bodoh dan ceroboh sebagai seorang pemimpin dan bermimpi untuk menjadi raja bajak laut tetapi dia tidak sendiri. Dia mempunyai orang-orang (bahkan banyak dari mereka yang ga bisa disebut orang) yang mendukung dibelakangnya dan memiliki impiannya masing-masing.  Perlahan-lahan gue mulai memahami dan mengerti maksud kata “Nakama” yang menurut gue memiliki makna yang indah. Nakama bukanlah teman, Nakama adalah sahabat, Nakama adalah pelindung, Nakama adalah sebuah status dalam hubungan sosial yang memiliki harmoni indah karena tidak melihat siapa dirimu, Nakama adalah cara bagaimana berbagai macam individu yang memiliki impian besar yang berbeda-beda namun berada dalam satu kapal yang sama dan saling mendukung serta melindungi demi mencapai impiannya tersebut.



Tokopedia adalah sebuah kapal besar yang berlayar ditengah samudera bisnis e-commerce. Tokopedia kini telah diisi oleh banyak “Nakama” yang terdiri dari berbagai macam suku ras dan agama dan mempersatukan semuanya, banyak impian yang ada didalam kapal ini, dan untuk mewujudkanya para Nakama kemudian saling mendukung dan membantu untuk mewujudkan masing-masing individu. Kapal besar dipimpin dua orang hebat, William Tanuwijaya dan Leontinus Alfa Edison. Banyak kendala yang harus diterjang oleh Tokopedia hingga akhirnya sebesar ini, banyak Nakama yang keluar meninggalkan kapal ini namun banyak juga yang bersedia bergabung dengan kapal besar ini.
Kapal ini berlayar bukan tanpa tujuan, kapal ini berlayar memberikan kemakmuran ditempat yang disinggahinya. Kapal ini tidak berdagang atau bahkan memonopoli perdagangan yang membuat rakyat disekitar pelabuhan tersebut hilang penghasilannya dan tersaingi. Kapal ini justru membuka sebuah pasar Cuma-Cuma dan memberikan banyak fasilitas demi kemajuan daerah yang disinggahinya karena tidak ada yang lebih indah ketika melihat orang lain maju dan bahagia karena kita.

Tujuan kapal ini masihlah jauh, kapal ini masih membutuhkan Nakama-nakama lainnya untuk menstabilkan dan membuat kapal ini terus bertahan dari goyangan ombak dan hantaman badai. Kami didalam kapal ini semua bukanlah awak kapal yang melakukan apa saja yang diperintahkan kapten kami, kami juga bukanlah hanya teman yang ketika kami keluar meninggalkan kapal ini mulai melupakan semua yang pernah kami lalui, kami adalah nakama, kami adalah keluarga yang saling melindungi tidak peduli asal-usul dirimu, tak peduli apa warga negara mu, tak peduli apa Agama dan warna kulitmu, tak peduli apa sukumu, dan tak peduli apa status sosialmu. Selama kamu punya impian yang indah maka ayo bersama kita hentangkan layar raksasa tersebut guna menuju Indonesia yang lebih baik lewat internet, dan berteriak “OMAE WA ORE NO NAKAMA DA!!!!”