Tokopedia Jadi Wadah Wujudkan Tujuan ke-10 Millennials dari Crow #15 Ini!

November 12, 2016

Bahasan tentang Millennials lagi jadi perbincangan hangat di dunia maya, nih. Kamu pasti tahu tentang generasi ini, ‘kan? Millennials adalah sebutan bagi siapapun yang lahir dari awal 1980-an hingga awal 2000. Alih-alih besarnya gaji, Millennials justru mementingkan pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk berkembang. Nah, harapan atas iklim kerja seperti inilah yang membuat Millennials berbondong-bondong mencari kerja di start-up. Tak terkecuali kami.




Kesepuluh dari kami dikumpulkan menjadi satu tim dalam masa orientasi yang disebut Nakama Academy. Buat memudahkan perkenalan, tim kami diberi julukan Klan Crow dari Batch 15. Hm, kira-kira apa tujuan kami bergabung dengan start-up sekaliber Tokopedia? Yuk, intip ‘pengakuan’ kami satu per satu!



Atika Suri
Customer Care Officer

Sebagai fresh graduate Jurnalistik UIN Syarif Hidayatulah, Atika ingin bekerja di perusahaan media. Hingga suatu saat, muncul notifikasi lowongan kerja sebagai customer care officer di Tokopedia. Meski sudah pernah jadi konsumen Tokopedia, Atika tetap mencari tahu seluk-beluknya di internet. Bukan hanya prestasi Tokopedia yang membuatnya ingin bergabung sebagai karyawan, tetapi visinya yang ingin menyukseskan masyarakat. “Aku cari tahu Tokopedia dari berbagai artikel yang tersebar di dunia maya. Dari sana, aku tahu bahwa kesuksesan menurut Tokopedia adalah dengan membuat orang lain menjadi sukses. Itulah titik di mana ingin bergabung menjadi bagian dari Tokopedia. Aku pengen jadi salah satu agen pewujud kesuksesan itu supaya bisa bermanfaat bagi banyak orang.”


Raymond Steven
HR Information & System

Meski baru berusia 21 tahun, Raymond telah membuktikan bahwa ia mampu bergabung di Tokopedia. Pemuda fresh graduate Teknik Industri Binus ini melihat adanya prospek menjanjikan di industri internet, apalagi pada era digital seperti sekarang. Begitu lulus sidang skripsi, ia langsung melamar ke Tokopedia sebagai HR Information & System. “Di Tokopedia, aku nemuin tujuan yang pengen diraih, yaitu bisa berkarir di industri internet. Mengembangkan wawasan tentang industri internet, dan semoga kedepannya aku bisa berkonstribusi untuk kemajuan Tokopedia.”


Weny Cheng
Executive Assistant

Meski masih fresh graduate, cewek kelahiran 1993 ini sudah punya sejumlah pengalaman di organisasi di kampus. Menjadi Assistant Laboratory BINUS misalnya. Pengalamannya tersebut jadi batu loncatan yang membuatnya sukses mendapatkan pekerjaan saat ini, Executive Assistant di Tokopedia. Bagi Weny yang doyan ngoleksi komik Shin Chan, lingkungan kerja Tokopedia memungkinkan dirinya untuk menjadi seorang profesional. “Tokopedia menyediakan lingkungan yang fleksibel yang bisa membentuk kita jadi pemimpin masa depan. Membangun Indonesia menjadi lebih baik melalui internet. Bisa berkerja di Tokopedia adalah hal yang menyenangkan.”


Amnesti Marta
Copywriter Specialist

Berasal dari Yogyakarta, cewek lulusan Ilmu Komunikasi UGM ini hijrah ke Jakarta untuk bekerja. Pernah mengasah pengalaman di sebuah perusahaan media dan suatu produk fintech bank. Awalnya, ia mengira akan jadi wartawan. Namun, ia justru ‘terseret’ dalam asyiknya belajar content marketing. “Sebelumnya, aku kerja di bank yang punya produk fintech. Jadi, rasanya semi start-up. Tiba-tiba denger kalau Tokopedia buka lowongan buat anak konten. Tujuanku bekerja di Tokopedia, buat belajar lebih jauh tentang seluk-beluk content marketing di industri digital. Ada banyak orang-orang hebat di Tokopedia yang bisa kuserap ilmunya. Aku pengen upgrade skill, paralel sama - sebisa mungkin kemampuanku bisa memberi sumbangsih mencapai visi Tokopedia.”



Mesquita Prasetyo
Product Manager

“Aku memutuskan bekerja di Tokopedia untuk cari ruang supaya bisa berkembang lebih jauh,” ujar cewek yang lahir di Meksiko ini. Sebelumnya, Mesquita alias Kiki, bekerja di sebuah konsultan teknologi multinasional. Selama dua setengah tahun bekerja, ia harus menggelontorkan proyek demi proyek untuk para kliennya. Berbekal pengalaman bekerjanya itu, ia bergabung ke Tokopedia untuk fokus ke proses pembuatan produk. Mulai dari ide sampai implementasinya. Ia ingin melebarkan wawasannya dari sisi bisnis perusahaan, bukan sekadar kepentingan klien. Benar saja, dari awal mengikuti Nakama Academy, ditekankan bahwa Tokopedia fokus untuk "Make it Better". Bahkan, diceritakan oleh salah satu pembawa training bahwa di Tokopedia, konsepsi dari suatu ide dapat berasal dari mana saja, dan dapat disampaikan melampaui struktur dan hierarki perusahaan. Oleh karena itu, aku yakin dapat mewujudkan mimpi di sini!”


Yohanes Bimo Dwi Putranto Suyanto
Software Engineer

Pria berlogat Sunda kental ini pernah bekerja sebagai software developer di dua perusahaan, sebelum akhirnya ‘teken’ kontrak dengan Tokopedia. Bimo menganggap, bekerja di sini memberikannya peluang untuk belajar dan bekerja dengan kemampuan terbaik. Diakuinya, ia nggak menyangka bisa berada di perusahaan ini.”Bahkan pada saat selesai interview, aku masih belum merasa yakin bakal diterima. Bekerja di start up besar, tentu menuntutku buat terus berinovasi. Apalagi sejak hari pertama ikutan Nakama Academy, udah keliatan kalau kita dituntut upgrade soft skill dan hard skill. Pengembangan ini akan berguna buatku ke depannya.”



Teuku Zulfikar Amin
Quality Assurance

Zul, panggilan akrab Zulfikar, punya pemikiran lucu ketika ditanya soal tujuannya bergabung di Tokopedia. “Apa karena Isyana Sarasvati jadi brand ambassador-nya ya?” pikirnya. Tapi rupanya lebih dari itu. Ia sadar bahwa Tokopedia mampu mewujudkan kewajiban moralnya pada masyarakat. Dengan bekerja di perusahaan yang memudahkan masyarakat meraup untung lewat UKM, ia turut menyejahterakan hidup banyak orang secara nggak langsung. “Banyak orang yang derajat hidupnya membaik setelah merasakan nyamannya bertransaksi di Tokopedia. Dan semoga ke depannya, segala macam hal yang aku kerjakan punya dampak positif dan bisa bermanfaat bagi pengguna Tokopedia diseluruh penjuru nusantara.”


Sri Rahayu
Product Owner

Iie, begitulah cewek berusia paling matang di antara anggota tim ini biasa dipanggil. Selama delapan tahun, ia mendedikasikan kariernya di portal berita nomor satu dan paling berpengaruh di Indonesia. Mengutip pernyataan Roy T. Bennet, “you never change your life until you step out of your comfort zone. Change begins at the end of your comfort zone.” Inilah yang membuatnya tertantang untuk meninggalkan zona nyamannya di pekerjaan lama, lantas menjelajahi pengalaman baru yang disajikan Tokopedia. “Ya, aku pengen berpetualang mengeksplorasi kemampuan terbaik di bidang yang baru, serta mendedikasikan diri untuk Indonesia melalui Tokopedia yang punya visi dan misi sama denganku. Membangun Indonesia yang lebih baik.”


Iwan Hartono
Front End Designer

“Ingin membuat perubahan besar untuk diri sendiri”, itulah tujuan Iwan di usianya ke-24. Kesempatan bergabung di Tokopedia, dianggap cowok ‘pemakan’ es krim cokelat ini sebagai momen yang tepat untuk mengembangkan diri dan memaksimalkan prestasi. Sesuai dengan DNA perusahaan, yakni “Growth Mindset”. Ditambah, ketersediaan fasilitas pelepas penat dan eratnya relasi kekeluargaan antar-Nakama, akan membuatnya bekerja dengan bahagia. “Nantinya aku bakal bergabung dengan Divisi Produk sebagai Front End Designer. Aku berharap bisa memberikan kontribusi yang berarti untuk Tokopedia.”


Fransiskus Rendratmojo
Senior Data Analyst

Bergabung dengan perusahaan yang berkembang pesat seperti Tokopedia, merupakan kesempatan berharga bagi pria bergelar Magister Teknik dari UI ini. Ada dua hal yang Rendrat impikan selama dua tahun terakhir, bisa kurus dan menjadi Nakama. Awal 2015, ia mendaftar sebagai data analyst di Tokopedia, namun gagal saat proses wawancara. Berbekal pengalamannya bekerja di perusahaan lain dan semangat pantang menyerah, ia kembali menjajal peruntungannya di Tokopedia sebagai senior data analyst pada 2016. Kali ini, harapannya terwujud. “Dengan kemampuan analisis dan daya pikir sistematis yang aku punya, aku yakin bisa ngasih kontribusi buat perkembangan Tokopedia. Visi Tokopedia, “Membangun Indonesia lewat Internet" merupakan gagasan yang sangat mulia di tengah masyarakat ekonomi dunia saat ini.”

Kami juga sudah menyiapkan video singkat dari purpose kami masing-masing di Tokopedia. Ditonton yaaa.



Sepuluh tujuan di atas adalah contoh yang membuktikan kalau Millennials memang generasi yang mengejar pengembangan diri. Dan kami menyimpulkan, Tokopedia bisa jadi wadah untuk meraih itu. Kami juga optimis, kemampuan yang kami miliki bisa berkontribusi terhadap perkembangan Tokopedia.

Gimana menurutmu? Ada yang pengen kerja di start up atau udah punya pengalaman mencicipi iklim kerja di sana? Yuk, share artikel ini biar menginspirasi orang lain!

You Might Also Like

0 komentar